Jurnal Nasional Mengenai Koperasi
Anggaran Naik, Penurunan Kemiskinan Lambat
Jurnas.com. Belum ada perubahan dalam pengolahan strategi
pengelolaan anggaran kemiskinan, meskipun angka kemiskinan yang setiap tahunnya
turun dengan minim. Ditahun 2010 angka memiskinan menunjukkan 13,13 persen,
kemudian terlihat pada APBN 2011, yang mengisyaratkan penurunan angka
kemiskinan menjadi 11,5 persen hingga 12,5 persen.
Dari data BPS
menunjukkan, presentasi kemiskinan tahun 2011 hanya turun menjadi 12,49 persen.
Padahal, anggaran yang digelontorkan untuk program penanggulangan kemiskinan
sebesar Rp84 triliun pada 2010. “Angka ini mengalami kenaikan dari tahun 2009
sebesar Rp80 triliun. Di APBN 2013 hampir serupa, yang terbesar di sejumlah
kementerian,” kata salah satu aktifis dalam koalisi Masyarakat Sipil Untuk APBN
Kesejahteraan M Firdaus, di Jakarta.
Berdasarkan RPJM,
Firdaus merinci, program panggulangan kemiskinan dikelompokkan jadi program
bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan UMKM, dan program
perumahan rakyat. “Di APBN 2013, program PKH sebesar Rp 2,849 triliun.
Sementara itu, program PNPM tidak mengurangi jumlah totalnya yaitu sebesar Rp
9,794 triliun, meski tidak banyak berdampak pada pengurangan kemiskinan,”ujar
dia.
Ia juga menyayangkan
minimnya dana alokasi KUR bagi UMKM. Padahal, UMKM merupakan salah satu
strategi penanggulana kemiskinan. DI APBN 2013 dana KUR dianggarkan (melalui
Kementrian Koperasi dan UKM) sebesar Rp 17,2 miliar. Padahalm pada tahun 2011,
dialokasikan sebesar Rp 52,2 miliar.
Firdaus berkata,
“Anggaran ini tidak akan cukup dengan jumlah pengusaha UMKM di Indonesia
sebanyak 53.823.732 orang”. Ini sejalan dengan informasi Bank Dunia yang
menyatakan 79% masyarakat miskin Indonesia tidak memiliki akses kepada keuangan
formal, seperti perbankan.
Mandeknya program
penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan UMKM juga terlihat dari
‘melemparnya’ penguatan kelembagaan untuk memberdayakan masyarakat seperti
koperasi. Padahal, anggaran yang tersedia di APBN 2013 untuk mengembangkan
koperasi terbilang besar, yakni Rp 1,450 triliun.
Data Perkembangan
koperasi yang baik di Indonesia sangat lamban. “Bahkan, kami pernah mengkaji,
pertumbuhan koperasi yang baik dalam satu kabupaten tidak lebih dari 10
koperasi dalam setahun. Padahal, koperasi merupakan salah satu lembaga yang
demokratis dan mampu menjadi media pemberdayaan dan penguatan masyarakat dalam
mengembangkan UMKM sebagai strategi penanggulangan kemiskinan,” ucapnya.
Kesimpulan :
Koperasi di
Indonesia bekerja dengan sangat lamban dan belum meminimalkan kinerjanya
sehingga menyebabkan kemiskinan di negara ini semakin meningkat setiap tahunnya.
Bahkan, dari salah satu kabupaten di Indonesia ini, pertumbuhan koperasi yang
baik tidak lebih hanya dari 10 koperasi dalam setahun. Padahal koperasi
merupakan salah satu lembaga yang demokratis dan juga mampu menjadi penguatan masyarakat dalam mengembangkan UMKM sebagai
strategi penanggulangan kemiskinan.
Intan
Oktaviana
23211647
2EB16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar